Sistem Pengapian Sepeda Motor
Pengertian Sistem Pengapian Sepeda Motor
Pengapian disini diartikan pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang dicampur terlebih dahulu kemudian dimasukkan kedalam ruang bakar dan dikompresikan kemudian dilakukan percikan dengan waktu tertentu dan kualitas api yang baik, dengan demikian dapat dimulai pembakaran seperti gambar dibawah ini.
Semua sistem pengapian memiliki busi dan satu koil atau lebih. Sistem pengapian merupakan salah satu faktor terjadinya pembakaran yang sempurna sehingga dapat dihasilkan daya yang optimal pada mesin tertentu dan emisi gas buang yang rendah. Adapun tuntutan/prasarat dasar dari terjadinya pembakaran yang baik digambarkan sebagai berikut.
Persyaratan Dasar Sistem Pengapian Sepeda Motor
Campuran bahan bakar dan udara dimasukkan kedalam ruang bakar oleh karena gerakan menghisap dari piston dari TMA ke TMB Pada saat seperi ini temperatur campuran turun menjadi kurang lebih 20°C karena udara bercampur bensin (gambar A )
Langkah berikutnya mengkompresi campuran tersebut hingga piston mendekati TMA maka tekanan dan temperature naik hingga mencapai kurang lebih 20°C (gambar B) Pada saat piston mendekati TMA dipercikkan bunga api pengapian melalui elektroda busi dan terjadilah pembakaran pada campuran bensin dan udara.
Persyaratan adanya pembakaran yang baik juga ditentukan selain rasio campuran yang sesuai, kompresi yang mencukupi dan Percikan api yang kuat.
Pengapian harus memiliki kemampuan tertentu dengan demikian dapat ditentukan celah busi sehingga tegangan dapat mengionisasi udara pada celah busi. Gambar disebelah menunjukkan osilogram sebuah pengapian yang memiliki kemampuan pengapian maksimal tetapi pada kenyataannya tegangan tersebut tidak digunakan sepenuhnya, sehingga masih ada tegangan cadangan.
Selisih antara tegangan maksimal yang dapat dihasilkan sistem pengapian dengan tegangan terpakai adalah tegangan cadangan. Semakin besar tegangan cadangan maka semakin baik kemampuan sistem pengapian, tetapi perlu diketahui bahwa semakin tinggi putaran motor maka semakin turun pula tegangan maksimalnya karena waktunya semakin singkat untuk membuat energi listrik pada sistem pengapian, sedangkan tegangan terpakai menjadi lebih besar karena campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar jumlahnya juga bertambah maka daya pengapian yang dibutuhkan juga lebih besar. Maka area tegangan cadanganmenyempit. Ketika tegangan meloncat diantara celah elektroda busi pada saat itulah dibutuhkan tegangan yang cukup tinggi tetapi masih belum sampai pada tegangan maksimal sistem pengapian,sampai berhasil melompat dan membakar campuran bahan bakar yang dilewatinya. Setelah tegangan berhasil melompat diantara celah elektroda busi maka tegangan pembakaran turun. Hal tersebut ditunjukkan dengan Gambar osilogram tegangan sekunder sistem pengapian seperti gambar dibawah ini.
Keterangan gambar :
Tegangan pengapian : tegangan ini disebut juga tegangan jarum,yaitu tegangan yang dibutuhkan sampai tegangan dapat melompat diantara celah elektroda busi.
Tegangan Bakar : tegangan yang dihasilkan oleh loncatan bunga api untuk membakar campuran bahan bakar.
Pengapian berakhir : berakhirnya bunga api meloncat diantara celah busi,dalam waktu kurang lebih 1,5 ms.
Gelombang osilasi : sisa tegangan pembakaran yang terjadi ketika kumparan primer juga menginduksi sekunder dan sebaliknya.
Macam – Macam Sistem Pengapian Sepeda Motor
Cara penyalaan bahan bakar pada motor bakar dibedakan menjadi 2 macam :
Sistem pengapian sepeda motor terbagi sebagai berikut :
- Pengapian konvensional (menggunakan platina)
- Pengapian DC (menggunakan sumber dari baterai )
- Pengapian AC (menggunakan sumber dari generator)
- Pengapian elektronik (Capasitor Discharge Ignition / CDI)
- CDI – DC
- CDI – AC
Sistem pengapian sepeda motor selalu menggunakan sistem pengapian dengan menggunakan percikan bunga api listrik karena tidak ada sepeda motor dengan mesin diesel.